Sebentar lagi! Akan ada budaya memakan daging. Wah, bila mendengar kalimat tersebut mungkin kebanyakan orang akan langsung merinding. Tapi, sebenarnya kebiasaan makan daging sudah sering dilakukan orang-orang di tanah air. Tetapi, kebiasaan makan daging secara masal hanya ada pada saat tertentu saja. Salah satunya yaitu saat lebaran Idul Adha. Di tanah air, perayaan Idul Adha biasa dilakukan dengan menyembelih kambing dan sapi. Secara otomatis, kebanyakan masyarakat di tanah air akan mengolah daging kambing dan sapi tersebut. Seperti olahan daging berikut ini yang sebentar lagi akan meramaikan perayaan lebaran Idul Adha di tanah air.
Sponsor: halo jasa
- Petis kambing khas masyarakat Pati
Bagi masyarakat Pati, mengolah daging kambing saat lebaran Idul Adha bukanlah hal yang sulit. Masyarakat yang tinggal di Pati, Jawa Tengah memiliki cara sendiri dalam mengolah daging qurban. Salah satunya ialah dengan memasaknya menjadi menu petis kambing. Ya, mungkin bagi kebanyakan orang menu petis kambing terdengar asing. Namun tidak bagi orang-orang yang tinggal di Pati. Asingnya menu petis kambing tersebut bukanlah tanpa sebab. Masyarakat selama ini hanya mendengar resep petis kambing dengan cara gethok tular alias dari orang satu ke oang lainnya. Petis kambing adalah masakan daging kambing terlihat coklat hitam. Berniat untuk mencoba membuat petis kambing tersebut? Jangan lupa untuk mencari resepnya terlebih dahulu. Bumbu-bumbunya ialah bawang merah, kemiri, kencur, bawang putih, cabai merah, kunyit, ketumbar, terasi dan garam. Sementara bahannya ialah potongan iga kambing, gula merah, daun jeruk, kecap manis, air serta beras menir yang disangrai.
- Gorengan kambing khas masyarakat Jogja
Setiap orang memiliki cara sendiri dalam mengolah daging qurban. Masyarakat di Jogjakarta pun memilih mengolah daging kambing menjadi menu gorengan kambing. Mungkin menu yang satu ini masih terdengar asing bagi orang-orang di luar Jogjarkarta. Gorengan kambing berbeda dengan gorengan atau jajanan gorengan yang biasa kita santap setiap kita ngopi lho. Bahkan bentuknya pun tidak akan menyerupai gorengan bakwan atau cireng yang belakangan menjadi gorengan favorit anak muda. Gorengan kambing sendiri sebenarnya merupakan perpaduan antara gulai dan semur. Lantas mengapa ya dinamakan gorengan kambing? Rupanya penyebutan gorengan lantas menu tersebut dimasak di atas penggorengan. Sehingga namanya menjadi gorengan kambing. Di salah satu rumah makan sederhana yang ada di Jakarta, kita bisa menemukan menu tersebut. Meski ada di Jakarta, menu gorengan yang disajikan adalah menu khas Jogjakarta lho. Rumah makan nasi ulam Ibu Yoyo menyajikan gorengan kambing sejak tahun 1951. Kita bisa memilih isian dari gorengan kambing. Kemudian isian tersebut akan dipotong dan diberi oseng buncis, acar mentimun serta emping dan sambal. Gulai dan semur akan diguyurkan di atasnya sebagai kuah.
Nah, tradisi makan daging kambing dan sapi masih akan terus berlangsung saat lebaran Idul Adha. Bagi Anda yang saat ini memiliki masalah kesehatan darah tinggi sebaiknya berhati-hati dan menahan diri untuk mengkonsumsi daging ya! Bila tensi darah naik, tentu pekerjaan yang Anda kerjakan akan terganggu. Apalagi jika pekerjaan Anda berkaitan dengan industrial. Kurangi beban pekerjaan Anda dengan menggunakan jasa arsitek industrial di halo jasa. Layanan jasa profesional yang memudahkan Anda menemukan berbagai jasa sesuai kebutuhan!