Nilai yang terkandung dalam Pancasila harus bisa menyesuaikan setiap kondisi ruang dan waktu yang ada di masyarakat Indonesia. Fleksibilitas ini tercermin dari nilai pengamalan Pancasila dalam kehidupan dari setiap sila yang mendasari antara satu dengan yang lainnya, seperti contoh berikut ini:
- Nilai Pancasila dalam keluarga
Suatu keluarga hendaknya mulai menanamkan prinsip agama dengan mengimani adanya Ketuhanan yang Maha esa. Dengan menjalankan tuntunan agama, maka secara langsung mencerminkan nilai Pancasila sebagai nilai praktis dalam kehidupan. Selain itu, orang tua juga hendaknya memberikan bentuk keteladanan yang menunjukkan nilai luhur Pancasila lainnya, seperti saling membantu dan menolong, bermusyawarah, menghargai pendapat, serta adil dalam hal hak dan kewajiban dalam keluarga.
- Nilai Pancasila dalam pendidikan formal
Pendidikan formal dalam hal ini contohnya yang ada di sekolah. Contoh penerapan nilai pancasila adalah melalui adanya mata pelajaran yang berhubungan dengan pendidikan Pancasila. Pancasila menjadi salah satu kurikulum yang senatiasa harus ditanamkan di dalam lingkup sekolah, serta ditunjukkan dalam pendidikan karakter para peserta didik di lingkup formal sekolah dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi atau universitas.
- Nilai Pancasila dalam bermasyarakat
Pergaulan individu dalam suatu komunitas masyarakat hendaknya perlu mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Seorang anak akan lebih banyak menghabiskan waktunya berada di lingkungan keluarga dan masyarakat, oleh karenanya pendidikan dalam masyarakat menjadi amat penting. Pergaulan sehari-hari dalam di tengah-tengah masyarakat luas akan cukup memberikan pengaruh terhadap pembentukan sikap dan kepribadian seorang anak. Jika seseorang salah pergaulan, maka akibatnya akan terus dibawa hingga sampai dewasa. Masyarakat hendaknya turut serta memiliki andil tanggung jawab dalam proses pembentukan sikap dan perilaku anak, serta penanaman nilai-nilai luhur Pancasila. Masyarakat bisa ikut ambil bagian dalam memberantas penyakit-penyakit sosial yang terjadi tidak sesuai dengan norma agama, hukum dan sosial.
Jadi intinya, Pancasila adalah sumber nilai atau norma dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam Pancasila, terkandung nilai-nilai yang lengkap dan harmonis, baik nilai material, nilai vital, nilai kebenaran / kenyataan, nilai estetis, nilai etis atau moral maupun nilai religius. Nilai-nilai Pancasila tersebut tercermin dalam setiap silanya, yaitu bersifat sistematis dan hierarkis. Nilai-nilai Pancasila juga mempunyai sifat objektif, subjektif, dan kedua-duanya. Sifat objektif karena sesuai dengan objeknya atau kenyataannya dan juga bersifat umum atau universal. Adapun sifat subjektif karena sebagai hasil pemikiran seluruh bangsa Indonesia.
Pancasila merupakan lima dasar atau aturan yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh seluruh warga Negara Republik Indonesia. Pancasila memiliki kedudukan dan fungsi dalam Negara Indonesia sebagai dasar negara dan ideologi negara, sebagai sumber dari segala sumber hukum, sebagai jiwa bangsa indonesia, sebagai pandangan hidup bangsa indonesia, sebagai kepribadian bangsa indonesia, sebagai cita-cita dan tujuan nasional, sebagai perjanjian luhur bangsa indonesia. Pengamalan butir-butir Pancasila dalam kehidupan sehari-hari meliputi:
- Sila Pertama: mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa serta menjamin kebebasan dan toleransi dalam menjalankan suatu agama.
- Sila Kedua : mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia.
- Sila Ketiga : mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar keragaman bangsa.
- Sila Keempat : mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
- Sila Kelima : mengembangkan sikap adil terhadap sesama.