Mengharukan, berita sosial veteran ini bikin baper setiap orang yang mendengarnya. Ternyata para pejuang pesan khusus untuk generasi muda lho. Apa pesan khusus para pejuang bangsa yang hampir dilupakan tersebut? Bila melihat para pejuang veteran, tentu kita tidak bisa melupakan jasa-jasanya begitu saja. Terlebih mereka ikut membantu Indonesia menjadi negara yang merdeka. Bahkan Hari Kemerdekaan yang diperingati pada tanggal 17 Agustus 2017 kemarin tidak lepas dari jasa para pejuang veteran. Meski kehidupan keluarga pejuang lainnya berubah setelah Indonesia, hingga dirasakan oleh anak cucu mereka. Akan tetapi, hingga saat ini masih banyak nasib pejuang veteran yang terlihat memprihatinkan. Tidak jarang mereka harus berjuang lagi untuk mencukupi kebutuhan hidup di usia senja. Seperti yang dialami oleh beberapa pejuang veteran ini. Para pejuang ini juga memiliki pesan khusus untuk generasi muda.
Sponsor: halo jasa
- Pejuang dari Boyolali
Salah satu pejuang veteran yang dulu juga berjasa dalam memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia ialah Karto. Sang pejuang veteran ini berasal dari Boyolali, JawaTengah. Nasib baik rupanya masih berpihak kepada pejuang yang satu ini. Baru-baru ini rumahnya direnovasi oleh PT Pertamina (Persero). Dinding rumahnya yang dulu terlihat rapuh bahkan biliknya sudah terihat kusam, kini terlihat kokoh. Bahkan lantainya diganti dengan lantai keramik. Rasa senang dan bahagia ditunjukkan oleh Karto saat menyalami para tamu yang ingin membedah rumahnya. Hal ini kontras dengan kehidupannya saat sebelum mendapatkan bantuan. Usianya yang sudah senja membuat ia kesulitan untuk merombak tempat tinggalnya. Tidak hanya itu, kesulitan ekonomi juga menjadi salah satu faktornya. Menariknya, sambil terbata-bata sang kakek menceritakan kisah pilunya saat membantu para pejuang di jaman penjajahan. Saat masih remaja, ia mengikuti pendidikan militer dari tentara Jepang. Kemudian ia mengikuti para pejuang lainnya untuk bergerilnya. Tuugasnya semakin berat saat ia ditugaskan untuk menghentikan pergerakan Belanda di Salatiga. Kini, di usia senjanya ia berpesan pada generasi muda untuk tetap menjaga apa yang sudah mereka perjuangkan.
- Pejuang dari Bali
Nasib kurang beruntung di usia senja dialami oleh pejuang wanita yang berasal dari Bali. Pejuang veteran ini bernama Luh Candra Asih. Nenek berusia 94 tahun ini menjadi saksi beratnya berjuang di jaman penjajahan. Ia pun menceritakan keluh kesahnya dan cerita pahitnya di masa penjajahan. Kala itu, usianya masih muda dan harus membantu para pejuang lainnya memperjuangkan bangsa ini. Bila dibandingkan dengan kehidupan para remaja jaman sekarang yang bisa mengekpresikan kebebasan, hal berbeda justru dialami oleh pejuang wanita tersebut. Meski usianya masih remaja, ia diharuskan membawakan beras untuk para pejuang yang bersembunyi di gunung-gunung. Bahkan, perjuangannya sangat berat ketika ia berhasil ditangkap oleh tentara Jepang dan diminta untuk meracuni pejuang Indonesia. Namun karena rasa setia yang tinggi dan demi Kemerdekaan Indonesia, ia merelakan makanan yang dibawanya untuk dibuang. Sama dengan pejuang lainnya, ia juga berpesan untuk menghargai jasa-jasa para pejuang veteran.
Nah, itulah cerita yang memilukan dari para pejuang. Meski Indonesia telah merdeka dan ditandai dengan umur kemerdekaan 72 tahun tepat di tanggal 17 Agustus kemarin, namun sebenarnya perjuangan masyarakat belum selesai. Para generasi penerus harus tetap melestarikan budaya, menjaga keutuhan NKRI serta menjadi pribadi yang berprestasi di mata dunia. Tidak hanya itu, cara lain untuk tetap mempertahankan kemerdekaan Indonesia ialah dengan mempelajari bahasa asing salah satunya ialah bahasa Jepang. Mengapa? Dengan mempelajari bahasa Jepang, nantinya kita bisa dengan mudah mengetahui budaya-budaya lain yang masuk di Indonesia yang merusak moral bangsa. Keuntungan lainnya ialah kita bisa mengetahui pengetahuan baru guna menjadi genarasi muda Indonesia yang berprestasi. Coba pelajari bahasa tersebut bersama guru bahasa Jepang terbaik. Dan halo jasa adalah tempat terbaik untuk mendapatkan guru bahasa Jepang. Jadi, bila ada yang lebih mudah, mengapa tidak kita manfaatkan?