FKT atau Festival Karya Tari se-Jawa Timur adalah acara besar yang menampilkan tarian Jawa Timur. Tari-tarian akan dibawakan oleh para penari pilihan. Acara Festival Karya Tari yang diikuti oleh para penari dari Jawa Timur ini akan diselenggarakan di kota Surabaya pada tanggal 18 Mei nanti. Salah satu kota yang turut memeriahkan acara tersebut ialah kota Bojonegoro. Ada tarian yang akan ditampilkan dari kota Bojonegoro yaitu tari Parang Barong. Seperti apa keunikan salah satu kesenian dari kota Bojonegoro, Jawa Timur ini? Berikut adalah keunikan dan cerita di balik penampilan tari Parang Barong bisa dilihat pada Festival Karya Tari se-Provinsi Jawa Timur nanti.
Sponsor : jasa website murah
- Koreografi yang luar biasa
Berbicara mengenai tari-tarian tak akan bisa dipisahkan dengan yang namanya koreografi. Ya, koreografi merupakan komposisi sebuah tarian. Koreografi sangat penting dalam sebuah tarian. Tanpa komposisi yang bagus, akan mustahil sebuah tarian bisa dikagumi banya orang. Percaya atau tidak, komposisi sebuah tari tidak bisa dibuat asal-asalan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan seorang koreografer dalam menciptakan komposisi tarian yang bagus. Konon, tarian Parang Barong yang akan ditampilkan dalam Festival Karya Tari di Jawa Timur ini ialah salah satu guru yang berasal dari SMPN 5 Regi, Bojonegoro. Dan siapakah yang akan menarikan tarian ini? Sudah ada sembilan penari yang telah dilatih oleh para pelatih dan koreografer. Bahkan para penari tersebut sudah mendapatkan bekal latihan selama 2, 5 bulan lamanya. Latihan tersebut dimaksudkan agar penampilan para penari dalam mewakili kota Bojonegoro di acara Festival Karya Tari se-Provinsi Jawa Timur menjadi lebih istimewa. Latihan ini juga diharapkan bisa membuat para penari menyuguhkan koreografi yang sudah diciptakan.
- Kisah Parang Barong
Tari Parang Barong tak hanya akan ditampilkan denga koreografi yang sempurna. Tarian ini juga memiliki kisah yang unik lho. Konon, tari Parang Barong ini diciptakan dan diadaptasi dari sebuah cerita Ki Andong Sari. Konon, dahulu kala Ki Andong Sari melarang istrinya yang bernama Nyi Sari untuk mengenakan kain jarit bermotif Parang Barong namun Nyi Sari melanggarnya lantaran ingin mengetahui alasan mengapa Ki Andong Sari tidak memperbolehkan penggunaan kain batik bermotif tersebut. Karena Ki Andong Sari marah, ia lantas mengumumkan saat mereka meninggal kelak makam Ki Andong Sari dan Nyi Sari harus dipisah. Saat ini, kedua makam ini memang terpisah.
Cerita yang ada di dalam tari Parang Barong diharapkan bisa membawa pesan tersendiri bagi setiap orang yang melihatnya. Salah satu pesan yang ditekankan dalam tarian ini ialah bahwa setiap larangan bahkan aturan yang dilanggar akan ada sanksi yang harus diterima oleh yang melanggarnya. Tarian Parang Barong sendiri diharapkan bisa membuat para penonton terkesima dan membuat kota Bojonegoro menjadi juara kembali. Pasalnya kota Bojonegoro pernah menyabet juara dalam festival yang sama di tahun 2015 silam.