Seram, bangunan di Sumatera Barat ini saksi bisu kejamnya Belanda! Setiap orang yang melihat tempat bersejarah tersebut pun bergidik. Ya, seramnya beberapa tempat bersejarah tersebut bukan tanpa sebab. Pada masa penjajahan Belanda, banyak pribumi yang dipekerjakan sebagai pekerja tambang emas hitam. Para pekerja tambang pada masa itu seringkali menggunakan titik-titik tertentu untuk saling berkomunikasi dengan pekerja lainnya. Sawahlunto adalah salah kota yang mungkin tidak dikenal banyak orang.
Meski begitu, tahukah Anda kota ini dahulu menjadi kota yang paling sibuk lantaran pemerintah kolonial Belanda mengambil alih dan mengeksploitasi tambang batu bara. Bahkan nasib tragis dialami oleh orang pribumi karena dipaksa terus menerus bekerja siang dan malam. Pada masa penjajahan Belanda tersebut dibangunlah bangunan-bangunan seperti perkantoran, jalan raya, permukiman, dan rumah sakit dengan tujuan untuk mendukung aktiftas penambangan. Faktanya, bangunan-bangunan tersebut menjadi saksi bisu kekejaman kolonial kepada rakyat pribumi. Berikut adalah bangunan yang jadi saksi bisu menderitanya rakyat pribumi yang kala itu dipaksa bekerja di tambang.
Sponsor: halo jasa
- Museum Gudang Ransum
Tempat pertama yang menjadi saksi bisu kejamnya pemerintah kolonial Belada yaitu Museum Gudang Ransum. Museum ini rupanya dibangun pada tahun 1918 oleh pemerintah Hindia Belanda. Pembangunan dilakukan setelah Willem Hendrik De Greve menemukan batu bara di kawasan Sawahlunto. Menurut sejarahnya, museum ini pernah menjadi dapur umum pertama di tanah air yang mampu menyediakan dan memasak nasi dalam jumlah besar. Aktifitas utama di tempat ini tentu saja berhubungan dengan makanan yang akan dimakan oleh pekerja tambang. Dahulu, Gudang Ramsum digunakan sebagai tempat memasak 4 ton beras setiap harinya. Setidaknya ada 10 ribu para pekerja tambang, tentara Belanda dan pasien rumah sakit yang bergantung pada Gudang Ransum. Kini, gudang tersebut masih memperlihatkan aura mistis.
- Museum Lubang Tambang Mbah Soero
Tempat bersejarah selanjutnya ialah Museum Lubang Tambang Mbah Soero. Lubang Tambang Mbah Soero ini pertama kali digali pada tahun 1898. Para pekerja tambang di Lubang Tambag Mbah Soero ialah Orang Rantai pada masa Penjajahan Belanda. Saat itu, Orang Rantai yang bekerja menggali tambang diawasi oleh Mbah Soero. Tak hanya menjadi saksi kejamnya pemerintah kolonial Belanda, Lubang Tambang Mbah Soero ternyata kala itu menjadi tambang batu bara pertama di kawasan Patahan Soegar. Tambang ini ditutup sebelum tahun 1930 karena rembesan air yang semakin meninggi. Pada tahun 2007, lubang tersebut dibuka kembali dan dijadikan sebagai tempat wisata bersejarah hingga sekarang.
Nah, itulah beberapa tempat bersejarah yang tampak seram karena menjadi saksi kekejaman Belada pada para pekerja tambang emas hitam. Dalam sejarahnya, bangunan tersebut tetap dikenang banyak orang. Menarik bukan belajar tentang sejarah. Banyak hal baru yang bisa kita ketahui. Ingin belajar sejarah? Tidak masalah, kini Anda dapat memanfaatkan jasa guru sejarah lewat halo jasa. Sebuah layanan jasa yang memudahkan banyak orang termasuk Anda yang mencari guru sejarah berpengalaman.