Pulau Bali telah menjadi satu icon wisata Indonesia dengan keindahan alam serta budayanya mampu menarik perhatian wisatawan domestik ataupun mancanegara. Salah satu daerah di Indonesia ini memiliki berbagai budaya menarik yang mana mampu memberikan penampilan berbeda dibandingkan daerah lainnya. Salah satu nama budaya dari Bali yang sampai saat ini masih dilestarikan adalah Makepung.
Sponsor : pembuatan website
Mungkin selama ini masih jarang terdengar, namun dari budaya ini mencerminkan kebiasaan serta adat istiadat penduduk Bali yang mengedepankan kerukunan. Jika masih belum mengerti mengenai tradisi Makepung Bali ini berikut beberapa penjelasannya agar lebih jelas dipahami.
Makepung menjadi satu tradisi di pulau Bali dimana terdapat di kota Jembrana. Tetapi berbeda dari tradisi di Madura, untuk Bali tetap menggunakan kerbau karena sapi sudah dianggap sebagai hewan suci. Makepung memiliki arti kejar-kejaran yang mana para kerbau akan berlomba untuk memacu di kondisi lahan persawahan. Tradisi ini pada awalnya hanya digunakan sebagai permainan para petani saja, tetapi dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan Makepung ini digunakan untuk kegiatan belajar dalam membajak sawah.
Dalam proses balapan tersebut setiap kerbau memiliki joki layaknya pacuan kuda. Sekarang tradisi Makepung diadakan secara rutin dan menjadi satu potensi besar dalam menarik wisatawan. Tidak hanya warga lokal saja, tetapi dari turis asing juga berhak mengikuti lomba pacuan kerbau tersebut. Melalui berbagai perubahan, Makepung sudah bisa dilakukan pada pengusaha, karyawan, atapun siapa saja yang berkeinginan mencoba menunggangi kerbau di area persawahan.
Biasanya akan diadakan sebuah turnamen Gubernur Cup untuk mendapatkan peserta sebanyak 300 kerbau sehingga dari besar hadiahnya sangat menarik. Tidak hanya menampilkan pacuan kerbau saja, tetapi dalam proses balapan tersebut diiringi oleh pemusik jegog atau gamelan khusus yang dibuat dari bahan bambu. Tentu saja kehadiran dari gamelan tersebut akan menambah semaraknya perlombaan.
Perkembangan dari tradisi Markepung ini cukup menarik dimana pada tahun 1970 awalnya hanya ada satu kerbau saja yang ditandingkan, tetapi dari perkembangan waktu dihadirkan sepasang lalu menjadi cikar atau gerobak berukuran besar, dan sekarang karena terlalu besar dan susah dikendalikan maka ukuran dari gerobak diganti menjadi lebih kecil.
Dari segi tampilan kerbau juga harus dihias semenarik mungkin agar mampu memikat para juri, sedangkan dari ukuran panjang track atau lintasan berbentuk “U” dengan panjang 1-2km. Nantinya pemenang lomba ditentukan bukan hanya dari urutan pertama selesai meraih garis finish, tetapi juga ditentukan dari ukuran jarak peserta yang melakukan pertandingan. Seorang peserta akan dianggap menang jika sudah mencapai garis finish dan bisa menjaga jarak dengan peserta lainnya sejauh 10 meter.
Sangat menarik jika melihat secara langsung tradisi unik di Bali ini. Jika merasa penasaran seperti apa keunikan dari tradisi Makepung ini langsung saja mengunjungi kota Jembrana di Bali, atau bisa juga menonton videonya di beberapa situs media penyedia video online.