Tempe merupakan bahan makanan yang cukup terkenal dan meluas di Indonesia. Tempe dibuat dari bahan dasar kacang kedelai, dengan melalui serangkaian proses dimana proses inti dari pembuatan tempe terletak pada fermentasi biji kedelai yang sudah matang. Fermentasi pada tempe menggunakan jamur tempe yang terkenal dari beberapa jenis, yaitu Rhizopus oligosporus, Rhizopus Oryzae, Rhizopus stolonifer dan Rhizopus arrhizus. Kedelai diketahui memiliki kandungan gizi yang cukup bermanfaat bagi kesehatan. Tempe utamanya merupakan sumber protein nabati. Tempe, selain enak dimakan setelah digoreng, bisa pula dimasak atau diolah melalui beberapa resep. Tempe bisa diolah menjadi beberapa masakan misalnyalnya botok atau pepes, tumisan, sambal goreng, hingga menjadi campuran olahan sayur, seperti pada lodeh. Tempe juga bisa digunakan sebagai snack dan kue, seperti keripik tempe dengan berbagai variasi rasa. Tempe Indonesia yang mendunia sudah mulai menjalar. Hal ini terbukti dengan beberapa kisah cerita tempe yang sukses di belahan dunia lain:
- Jepang
Kisah tempe di Jepang sukses dibawa oleh orang Indonesia bernama Rustono. Orang tersebut mempunyai istri orang Jepang, dan berharap bisa membawa nama tempe Indonesia mendunia, termasuk di tanah kehiran istrinya. Tempe yang dibuatnya berawal dari tahun 1998. Tempe buatan Rustono juga berhasil dimasukkan dalam menu penerbangan maskapai Garuda Indonesia pada rute Osaka – Denpasar.
- Perancis
Tempe di Perancis dibawa seorang wanita bernama Ana Larderet. Ana mengenal tempe ketika menempuh pendidikan di Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta. Ana yang berada satu tahun Di Yoyakarta mejadi jatuh cinta kepada tempe Indonesia, dan merindukannya ketika kembali ke negara asalnya. Ana Larderet kemudian belajar pada Rustono yang merupakan temannya. Ana kemudian mengembangkan bisnis pembuatan tempenya tersebut dan berharap bisa menembus restoran di Perancis atau negara lain di benua biru Eropa.
- Inggris
Tempe di Inggris dikembangkan oleh William Mitchell. Willim pernah berprofesi sebagai guru di Jakarta untuk beberapa waktu, dan itu membuat lidahnya familiar dengan tempe. Karena begitu menyukai tempe, William Mitchell kemudian berusaha belajar membuat tempe agar bisa dikembangkan di negara asalnya. Pembuatan tempe dipelajarinya ketika berada di Malang. Sekembalinya ke Inggris, William membuka tempe di London dan berhasil memiliki pelanggan yang cukup banyak.
- Amerika serikat
Pemilik Tofurky Company bernama Seth Tibott merupakan produsen tempe terbesar kedua di Amerika Serikat. Tempe yang diproduksinya berawal di tahun 1980 untuk segmen bisnis. Tofurky telah bekerjasama dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) dalam mempromosikan berbagai olahan dan makanan asli Indonesia di negeri paman Sam ini.
- Australia
Tempe di Australia sukses dibawa oleh Amita Buissink. Amita tidak hanya konsentrasi dengan bisnis tempe, namun juga peduli dalam hal edukasi pembuatan tempe, agar bisa ditularkan kepada orang lain serta diperkenalkan kepada anak-anak sekolah.