Bali. Pulau yang sangat terkenal, bahkan sampai ke seluruh dunia. Nama pulau ini bahkan begitu terkenal mengalahi nama negaranya, Indonesia. Salah satu ikon wisatanya adalah wisata Tanah Lot Bali. Objek wisata ini salah satu dari sekian objek wisata yang sangat terkenal di pulau ini, bahkan menjadi salah satu pilihan wajib bagi yang belum pernah berwisata ke pulau Bali. Objek wisata berupa bangunan pura yang berdiri di atas batu besar di pinggir pantai. Di sini terdapat dua buah pura, yang satu terletak di atas bongkahan batu dan satunya terletak di atas tebing. Pura tersebut adalah pura Tanah Lot dan Pura Karang Bolong. Bali dengan mayoritas penduduknya yang beragam Hindu, memiliki tempat peribadatan berupa pura. Karena begitu banyak pura yang berada di Bali, pulau ini disebut juga dengan sebutan pulau seribu pura. Wisatawan yang berkunjung ke Tanah Lot Bali, tidak diperbolehkan masuk ke dalam bangunan pura, demi menjaga kesucian dan kesakralan tempat ibadah agama Hindu ini.
Ada beberapa hal yang patut diketahui tentang Tanah Lot Bali. Berikut ini beberapa ulasannya:
- Legenda
Pura Tanah Lot memiliki nama asli Pura Pekendungan. Pura ini berdiri untuk peribadatan memuja dewa-dewa penjaga laut. Menurut sejarah yang telah banyak disepakati, pura ini berdiri atas inisiatif dari seorang pemuka agama Hindu yang berasal dari Jawa Timur, bernama Danghyang Nirartha. Pura ini berdiri sekitar abad 16. Pengaruh Jawa Timur tercermin kuat di tempat ini, seperti nama kecamatan dimana Pura Tanah Lot berdiri, yaitu Kecamatan Kediri. Nama Kediri diketahui pula sebagai salah satu kota ternama di di Jawa Timur. Danghyang Nirartha datang ke kawasan Tanah Lot bertujuan untuk menguatkan kembali kepercayaan masyarakat Bali akan ajaran agama Hindu.
Saat awal kedatangannya, sebagian penduduk asli Tanah Lot menentang keberadaan Danghyang Nirartha, yang waktu itu diwakili oleh Bendesa Beraben. Berdasarkan legenda masyarakat setempat, Bendesa Beraben menyuruh Danghyang Nirartha untuk meninggalkan kawasan itu, dan Danghyang Nirartha menyanggupinya. Akan tetapi sebelum meninggalkan kawasan tersebut, Danghyang Nirartha telah memindahkan sebuah bongkahan batu karang ke tengah pantai dan membangun pura disana. Pura tersebut akhirnya sekarang dikenal sebagai Pura Tanah Lot. Legenda tersebut juga menyertakan cerita bahwa Danghyang Nirartha meninggalkan selendangnya untuk menjaga pura, dalam bentuk ular sebagai penjaga. Keberadaan ular-ular tersebut hingga saat ini masih ada di sekitar Pura Tanah Lot Bali. Ular tersebut digolongkan sebagai ular laut dengan ciri-ciri fisik pipih, berwarna hitam dengan belang-belang yang berwarna kuning. Ular-ular tersebut jinak dan tidak akan menyerang orang kecuali jika diganggu.Setelah melihat beberapa keajaiban yang dilakukan oleh Danghyang Nirartha, Bendesa Beraben akhirnya memutuskan untuk menjadi murid Danghyang Nirartha.
- Letak lokasi dan akses masuk
Objek wisata Pura Tanah Lot berada di desa Beraban, Kediri, Tabanan, Bali. Lokasinya terletak sekitar 13 kilometer dari pusat kabupaten Tabanan. Akses menuju tempat wisata ini bisa dijangkau dari Bandara terdekat sekitar 1 jam atau sekitar 45 menit dari Pantai Kuta. Untuk mencapai lokasi ini, pengunjung bisa menggunakan jasa travel, menyewa kendaraan atau naik taksi. Harga tiket masuk Tanah Lot adalah 15.000 Rupiah.
- Aktivitas Pengunjung / Wisatawan
Pengunjung yang datang berwisata di Tanah Lot bisa melakukan aktivitas dengan menikmati pemandangan yang ada di sekitar pantai, terutama saat matahari terbit pada pagi hari, atau pada saat matahari terbenam saat sore hari. Momen-momen tersebut bisa diabadikan dalam bentuk foto.
- Hal Unik
Keunikan yang terdapat pada objek wisata Tanah Lot ini adalah adanya sumber mata air tawar yang disebut dengan Air Pabersih. Sumber mata air ini merupakan suatu keajaiban tersendiri karena terletak di tengah pantai yang berair asin. Menurut masyarakat sekitar, sumber mata air tawar ini sebagai salah satu alasan dipilihnya lokasi pendirian Pura Tanah Lot sebagai tempat suci.
Hal yang berhubungan dengan Tanah Lot adalah peristiwa Odalan. Merupakan hari raya di pura Tanah Lot yang diperingati setiap 210 hari sekali. Jatuhnya dekat dengan perayaan Galungan dan Kuningan, yaitu pada Hari Suci Buda Cemeng Langkir. Hari raya tersebut akan diperingati secara besar-besaran. Saat itu lokasi ini akan dipenuhi umat Hindu yang datang dari segala penjuru Bali untuk melakukan ritual sembahyang di sini.