Berbicara mengenai berita budaya tentu saja tak ada habinya. Bagaimana tidak, di tanah air kita bisa dengan mudah melihat beragam budaya bahkan mempelajari budaya dan kesenian lokal. Kita pun bisa mencari berbagai macam budaya asli Indonesia di situs video berbagi. Tak jarang orang kemudian beramai-ramai mengumpulkan video-video seputar kesenian tersebut. Tapi tahukah Anda, di samping kita memiliki ragam budaya dan kesenian yang tak terhingga jumlahnya, kita pun juga mewarisi kesenian yang hampir punah. Lebih parahnya lagi, kesenian-kesenian tersebut jarang diketahui oleh masyarakat luas sehingga orang yang mengenal kesenian tersebut sangat terbatas. Namun, berita baiknya, kini budaya local tersebut mulai dikembangkan dan dilestarikan kembali. Seperti apa ya kira-kira kesenian tersebut? Berikut adalah kesenian lokal yang kembali mulai dilestarikan lagi.
Sponsor : buat market place
- Karawitan Ajeng
Salah satu kesenian dan sekaligus budaya lokal yang berasal dari nusantara yaitu karawitan Ajeng. Sayagnya, kesenian ini tidak begitu dikenal masyakarat luas. Hanya ada segelintir orang yang mengenal kesenian tradisional ini. Ajeng sendiri berasal dari Karawang, Jawa Barat. Karena kesenian ini lama-kelamaan semakin memudar dan jarang ditampilkan, para tokoh kemudian berinisiatif memperkenalkan kembali seni bernyanyi musik tradisional tersebut. Tak banyak yang tahu bahwa kesenian ini pernah mengalami yang namanya masa kejayaan. Ya, bila melihat sejarah panjangnya, di tahun 1930an, kesenian karawitan Ajeng sangat popuper dan bahkan tahun tersebut disebut-sebut menjadi tahun keemasan bagi seni karawitan Ajeng.
- Kesenian Sintren
Seni selanjutnya yang juga pernah mengalami masa keemasan namun berangsur-angsur ditinggalkan oleh masyarakat modern yaitu kesenian sintren. Kesenian Sintren berasal dari Pekalongan. Dalam sejarah perjalanan kesenian Sintren, seni ini juga memiliki nama beken atau nama lain yaitu Lais. Tak hanya di Pekalongan, pada masa kepopulerannya, Sintren juga dikenal di masyarakat bagian utara yaitu di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Konon, tarian Sintren merupakan tarian yang sarat dengan aroma mistis. Cerita Sintren sering dikaitkan dengan legenda atau cerita kuno Raden Sulandono dan Sulasih. Menariknya, penari Sintren bukanlah penari biasa. Hanya wanita yang masih perawan saja yang diperbolehkan menari tarian ini. Meski ketenarannya sempat memudar, namun sampai saat ini kita masih bisa menjumpai pertunjukan tarian Sintren di daerah Pekalongan.
Nah, itulah dua dari deretan kesenian lokal dan tradisional yang sempat dilupakan dan hampir punah. Namun berkat keuletan para tokoh, kesenian tersebut kembali bisa dilestarikan. Melihat sejarahnya yang cukup panjang dan menarik, sayang sekali bila kesenian tersebut harus tergerus arus modernisasi. Tak hanya sarat dengan makna dan filosofi serta sejarahnya, dua kesenian di atas merupakan bukti bahwa seni sudah ada di tanah air sejak lama bahkan sejak nenek moyang masih hidup. Meski sekarang di tanah air ada banyak kesenian modern bahkan ada kesenian dari mancanegara, namun kesenian tradisional harus tetap dilestarikan.